Cedera Tendon Ekstensor adalah kondisi di mana tendon yang bertanggung jawab untuk meluruskan jari mengalami robekan. Tendon ini, yang terletak di punggung tangan dan jari, sangat penting untuk gerakan meluruskan yang presisi. Dua jenis cedera umum adalah Mallet Finger dan Boutonnière Deformity, keduanya mengganggu kemampuan jari untuk melurus secara normal, sangat memengaruhi fungsi tangan sehari-hari.
Mallet Finger terjadi ketika Tendon Ekstensor yang melekat pada ujung jari terputus atau tulang tempat tendon menempel patah. Hal ini sering disebabkan oleh benturan langsung pada ujung jari, seperti saat menangkap bola yang meleset atau jari tersangkut. Akibatnya, ujung jari tidak bisa lurus dan akan terkulai atau menekuk di sendi terakhir.
Boutonnière Deformity, di sisi lain, lebih kompleks. Ini terjadi ketika Tendon Ekstensor di atas sendi tengah jari (sendi PIP) robek atau terlepas. Tanpa dukungan tendon ini, sendi tengah jari akan menekuk ke arah telapak tangan, sementara sendi ujung jari justru melurus secara berlebihan. Kondisi ini sering disebabkan oleh trauma langsung pada sendi tengah jari atau penyakit radang sendi.
Gejala utama Cedera Tendon Ekstensor adalah ketidakmampuan untuk meluruskan jari yang terkena. Pada Mallet Finger, ujung jari akan terkulai. Sedangkan pada Boutonnière Deformity, sendi tengah jari akan menekuk secara permanen dan sendi ujung jari melurus. Nyeri, bengkak, dan memar juga sering menyertai cedera ini.
Diagnosis Cedera Tendon Ekstensor biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan rontgen. Dokter akan meminta pasien untuk mencoba meluruskan jari dan mengamati gerakan. Rontgen diperlukan untuk memastikan tidak ada patah tulang yang menyertai robekan tendon, membantu perencanaan penanganan yang akurat dan tepat waktu.
Penanganan Cedera Tendon Ekstensor bervariasi. Untuk Mallet Finger, penanganan konservatif dengan splint yang menjaga ujung jari tetap lurus selama 6-8 minggu seringkali efektif. Splint harus dipakai terus-menerus, bahkan saat tidur, untuk memungkinkan tendon menyatu kembali, memastikan pemulihan optimal.
Namun, untuk Boutonnière Deformity atau kasus Mallet Finger yang kompleks, operasi mungkin diperlukan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki Tendon Ekstensor yang robek atau menstabilkan sendi. Intervensi bedah seringkali lebih kompleks dan membutuhkan rehabilitasi yang intensif untuk mengembalikan fungsi jari.
Rehabilitasi pasca-penanganan, baik konservatif maupun operatif, sangat krusial. Terapi fisik dan okupasi akan membantu mengembalikan kekuatan, fleksibilitas, dan rentang gerak jari. Latihan yang terkontrol dan kepatuhan terhadap program terapi adalah kunci untuk mencegah kekakuan permanen dan mengembalikan fungsi jari sepenuhnya setelah Cedera Tendon Ekstensor ini.