STIKES Banggai adalah perguruan tinggi kesehatan di Kabupaten Banggai yang menawarkan program studi keperawatan dan kebidanan unggulan, fasilitas pendidikan modern, serta informasi pendaftaran mahasiswa baru dan pengembangan karir di bidang kesehatan.
Keracunan Makanan Akibat Bacillus cereus: Kenali Bahayanya
Keracunan Makanan Akibat Bacillus cereus: Kenali Bahayanya

Keracunan Makanan Akibat Bacillus cereus: Kenali Bahayanya

Bacillus cereus adalah bakteri yang umum ditemukan di tanah dan dapat mencemari berbagai jenis makanan, terutama nasi dan produk olahan nasi. Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yang menyebabkan dua jenis utama keracunan makanan: tipe emetik (muntah) dan tipe diare.

Keracunan makanan tipe emetik biasanya disebabkan oleh toksin cereulide yang tahan panas dan terbentuk dalam makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan terlalu lama setelah dimasak. Gejala utama muncul dalam waktu 30 menit hingga 6 jam setelah makan dan meliputi mual serta muntah.

Sementara itu, keracunan makanan tipe diare disebabkan oleh enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri di dalam usus setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala seperti diare, kram perut, dan terkadang mual muncul dalam waktu 6 hingga 15 jam setelah makan.

Nasi yang dibiarkan pada suhu ruangan setelah dimasak menjadi media yang ideal bagi B. cereus untuk berkembang biak dan menghasilkan toksin. Oleh karena itu, penanganan nasi yang tepat sangat penting untuk mencegah keracunan makanan jenis ini.

Pencegahan keracunan makanan akibat B. cereus berfokus pada praktik penanganan dan penyimpanan makanan yang aman. Nasi dan makanan lain yang dimasak sebaiknya segera didinginkan dan disimpan di lemari es dalam waktu dua jam setelah dimasak.

Memanaskan kembali nasi atau sisa makanan lainnya harus dilakukan hingga benar-benar panas (suhu internal minimal 75°C) untuk membunuh bakteri B. cereus, meskipun toksin cereulide mungkin masih tetap ada dan menyebabkan masalah tipe emetik.

Gejala keracunan makanan B. cereus biasanya ringan dan berlangsung singkat, sekitar 24 jam. Namun, pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala dapat lebih parah.

Jika Anda mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi nasi atau makanan lain yang berpotensi terkontaminasi, penting untuk menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Konsultasikan dengan dokter jika gejala parah atau tidak membaik dalam beberapa hari.

Kesadaran akan potensi bahaya Bacillus cereus dan penerapan praktik penanganan makanan yang benar, terutama pada nasi, adalah kunci utama dalam mencegah terjadinya keracunan makanan yang tidak menyenangkan ini. Selalu prioritaskan keamanan pangan untuk melindungi kesehatan diri dan keluarga.