Di era globalisasi dan persaingan yang ketat, kompetensi seorang tenaga kesehatan tidak hanya diukur dari penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills) semata. Kemampuan interpersonal dan intrapersonal atau yang sering disebut soft skills memegang peranan krusial dalam menunjang keberhasilan karier di dunia kerja. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) menyadari pentingnya pengembangan soft skills mahasiswa sebagai bekal kompetitif di masa depan.
Pengembangan soft skills mahasiswa di STIKes dirancang secara terintegrasi dalam kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler. Berbagai metode pembelajaran interaktif seperti diskusi kelompok, presentasi, studi kasus, dan simulasi tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, tetapi juga meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama tim. Mahasiswa dilatih untuk menyampaikan ide secara efektif, mendengarkan dengan aktif, dan membangun hubungan yang positif dengan rekan kerja maupun pasien.
Selain itu, pengembangan soft skills mahasiswa juga difokuskan pada peningkatan kecerdasan emosional. Melalui kegiatan mentoring, workshop pengembangan diri, dan pelatihan kepemimpinan, mahasiswa diajak untuk mengenali dan mengelola emosi diri, berempati terhadap orang lain, serta membangun motivasi dan resiliensi. Kemampuan mengelola stres dan bekerja di bawah tekanan menjadi bekal penting dalam menghadapi dinamika dunia kerja kesehatan yang seringkali menantang.
Program-program ekstrakurikuler di STIKes juga memiliki peran signifikan dalam pengembangan soft skills mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan, kegiatan sukarela, seminar, dan pelatihan kepemimpinan memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan organisasi, manajemen waktu, inisiatif, dan tanggung jawab. Partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan ini membantu mahasiswa membangun jaringan sosial dan mengembangkan soft skills secara praktis.
Pengembangan soft skills mahasiswa di STIKes juga mencakup penanaman nilai-nilai etika profesi dan integritas. Melalui mata kuliah etika dan hukum kesehatan, serta diskusi-diskusi kasus etis, mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya kejujuran, tanggung jawab moral, dan kepatuhan terhadap kode etik profesi kesehatan. Karakter yang kuat dan berintegritas menjadi landasan penting bagi seorang tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab. Dengan fokus yang kuat pada pengembangan soft skills mahasiswa, STIKes berupaya menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang.