STIKES Banggai adalah perguruan tinggi kesehatan di Kabupaten Banggai yang menawarkan program studi keperawatan dan kebidanan unggulan, fasilitas pendidikan modern, serta informasi pendaftaran mahasiswa baru dan pengembangan karir di bidang kesehatan.
Sendi Bergeser: Memahami Dislokasi dan Penanganannya
Sendi Bergeser: Memahami Dislokasi dan Penanganannya

Sendi Bergeser: Memahami Dislokasi dan Penanganannya

Nyeri hebat dan bentuk sendi yang tidak normal setelah cedera bisa menjadi indikasi adanya Sendi Bergeser atau dislokasi. Kondisi ini terjadi ketika tulang-tulang yang membentuk sendi secara paksa terpisah dari posisi normalnya. Sendi Bergeser membutuhkan penanganan medis segera karena dapat menyebabkan kerusakan pada ligamen, saraf, atau pembuluh darah di sekitarnya. Memahami apa itu dislokasi dan bagaimana penanganannya adalah krusial untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Sendi Bergeser paling sering terjadi akibat trauma fisik yang kuat, seperti jatuh, kecelakaan olahraga, atau benturan keras. Sendi yang paling sering mengalami dislokasi adalah bahu, jari, lutut (tempurung lutut), siku, dan pinggul. Gejala utama dislokasi meliputi nyeri hebat, pembengkakan, memar, perubahan bentuk sendi yang jelas terlihat (deformitas), dan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi tersebut. Kadang kala, mati rasa atau kesemutan juga bisa terjadi jika ada saraf yang terjepit. Tingkat keparahan gejala akan bervariasi tergantung pada sendi yang terkena dan seberapa parah pergeserannya.

Penanganan Sendi Bergeser harus dilakukan oleh tenaga medis profesional sesegera mungkin. Jangan mencoba mengembalikan sendi ke posisi semula sendiri, karena hal ini justru dapat memperparah kerusakan. Langkah pertama dalam penanganan adalah reduksi, yaitu prosedur medis untuk mengembalikan tulang ke posisi normalnya di dalam sendi. Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah anestesi lokal atau sedasi untuk mengurangi nyeri dan membuat otot rileks. Setelah reduksi, sendi akan diimobilisasi menggunakan sling, brace, atau gips untuk membiarkan ligamen dan jaringan di sekitarnya pulih.

Penting untuk diingat bahwa setelah Sendi Bergeser berhasil dikembalikan, proses pemulihan belum selesai. Fisioterapi seringkali diperlukan untuk membantu mengembalikan kekuatan, fleksibilitas, dan rentang gerak sendi. Program rehabilitasi akan disesuaikan dengan jenis sendi yang dislokasi dan tingkat keparahannya. Sebagai contoh, di sebuah klinik ortopedi di Jakarta pada tanggal 10 April 2025, dokter spesialis ortopedi menyarankan pasien dengan dislokasi bahu untuk menjalani sesi fisioterapi rutin selama 6-8 minggu setelah reduksi dan imobilisasi, guna mencegah kekambuhan. Pemulihan total dari Sendi Bergeser membutuhkan waktu dan kepatuhan pada program rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi sendi secara optimal dan mengurangi risiko dislokasi berulang di masa mendatang.